"Apa maksudmu, Kanaya? Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu? Mengapa kamu tidak ingin pulang?" tanya Karina dengan suara bergetar, air matanya hampir jatuh saat membaca tulisan yang diketik Kanaya di tabnya. Maria, yang duduk di samping Karina, memegang tangannya lembut, memberi isyarat agar Karina tenang dan mendengar penjelasan anaknya. Di layar, terlihat jelas tulisan Kanaya: "Aku tidak akan pulang setelah program summer course ini selesai." Karina terkejut dan suaranya semakin lirih, penuh kesedihan. "Kanaya, jelaskan pada mama, kenapa kamu tidak akan pulang dua bulan lagi? Kamu janji pergi hanya tiga bulan saja. Mama harus bagaimana tanpamu, Naya?" Air matanya akhirnya jatuh, mengalir di pipinya, mengungkapkan kegelisahan yang selama ini ia pendam. Tepat saat itu, Edwin, Emma, da