Seluruh keluarga Perkasa kini duduk di kantor manajemen restoran Korea yang baru diresmikan, usai insiden memalukan saat Dian menyerbu masuk dan meluapkan kemarahannya. Suasana ceria yang tadinya menghiasi wajah mereka kini sirna, digantikan oleh kegelisahan. Wajah Sinta tampak paling terpengaruh oleh kejadian tersebut, terutama karena ucapan Dian yang menyebut Denis berpacaran dengan Kanaya, seorang gadis bisu plus miskin, dengan level sangat jauh di bandingkan keluarga Perkasa. Sinta tidak bisa mengabaikan kata-kata Dian begitu saja. Ada sesuatu yang mengganggunya, sesuatu yang tidak bisa ia abaikan. Bagaimana mungkin Dian bisa tahu hal itu? Apakah memang ada sesuatu yang terjadi selama tiga bulan Denis dan Kanaya di Milan? Ini bukan sekadar omongan orang gila, pikir Sinta. Ada kebenaran