Lima Belas-Aku Benci Felice

1049 Kata

Vania sampai di rumah. Tidak disangka, Malik sudah menyambutnya di depan pintu. "Akhirnya ... kamu pulang juga. Aku ingin bicara," ucap pria itu. Ia menghampiri sang istri, lalu mengambil alih Felice dari gendongan istrinya. Kalau saja bayi itu tidak tidur, belum tentu mau digendong papanya. Pasangan suami-istri itu masuk rumah, lalu merebahkan Felice di kasur. Sementara Vania mengeluarkan semua isi tas yang dibawanya, barang-barang kebutuhan Felice, agar tidak sampai lupa untuk dikeluarkan. Malik duduk di tepi ranjang. Melihat putri bungsunya tidur, ia baru sadar kalau waktunya sudah sangat banyak terbuang. "Ternyata, sudah sangat lama, ya," celetuknya. Vania yang masih sibuk dengan kegiatannya, lantas berhenti. Ikut memperhatikan ke mana arah pandang sang suami. "Dapat angin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN