Dua Puluh Tiga-Terbongkar

1005 Kata

Rayhan marah besar kepada Vania. Ia tidak menyangka rumah tangga yang dijalani saudara perempuannya ternyata tidak seharmonis yang ia pikir. "Kenapa lo nggak ngomong, Van?! Kenapa?!" seru pria itu. Ia benar-benar merasa geram. "Buat apa juga gue ngomong, Ray? Gue dan Felice kuat kok ngadepin ini semua. Lagi pula, gue nggak mau nambah beban pikiran Papa," jawab Vania. "Ngomong ke gue, Van! Bukan ke Papa. Seenggaknya gue bisa ngasih suami lo yang nggak bertanggung jawab itu pelajaran. Atau ke Mama, seenggaknya lo bisa lebih plong." Rayhan memang sangat menyayangi Vania. Sejak ia tahu, ia memiliki kakak perempuan, ia sangat menyayanginya, meskipun tidak lahir dari rahim yang sama. Dulu, ketika mereka masih sama-sama sekolah, Rayhan selalu sigap menjadi pelindung sang kakak. Satu saja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN