Dua Puluh Empat-Kesempatan Terakhir

1010 Kata

Sejak kejadian di ulang tahun Felice, Revan menjadi lebih protektif lagi terhadap sang putri. Jika dulu paling hanya satu minggu sekali ia menelepon atau video call, karena takut mengganggu, sekarang ia melakukannya setiap hari. Rayhan pun diminta Revan untuk melihat keadaan di rumah kakaknya sesering mungkin. Namun, setiap datang, Malik selalu tidak ada di rumah. "Laki lo cemen banget, sih, Van. Menemui adiknya aja takut," cibir Rayhan saat datang dan merasa kesal, karena selalu tidak bertemu dengan Malik. "Ya elo, nemuin dia pas jam kerja. Ya dia nggak ada di rumah." "Halah, giliran datang sore juga, pasti dia lembur, atau pas pergi. Sengaja kali dia. Takut gue maki-maki." "Nggak tahu, ah. Papa sehat, kan?" "Sehat. Makanya, lo balik ke rumah aja, yuk! Biar bisa mantau keadaan Papa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN