Alfian menoleh ke arah sumber suara dan melihat Anissa yang sudah langsung menutup matanya dengan telapak tangannya sambil menyembunyikan wajahnya di pintu lemari, dan baru setelah itu Alfian buru-buru mengangkat handuknya lalu menutup miliknya dari ketelanjangan itu. "Oh kenapa kau suka sekali berteriak?" Tanya Alfian saat sudah menutup inti tubuhnya juga buru-buru memasang kaos putih di tubuh tegapnya. Anissa hanya menggeleng karena reaksi tadi memang spontan keluar dari bibirnya. Rasanya kepalanya juga akan meledak kali ini, belum selesai rasa lelah di tubuh dan kepalanya tapi kini dia harus kembali menempa pikirannya pada wanita bercadar ini. "Aku tidak tau, jika kau juga ada di kamarku. Jadi,,,!" Ucap Alfian terpotong karena ternyata dia tidak tau harus berbicara apa pada wanita yan