Naswa mendongak kala tahu bahwa Adam tidak membalas kalimatnya. Sejak kembali tadi, lalu ia melihat suaminya bermandikan keringat dibalik setelan formal. Ada apa, kenapa, dan dari mana dia. Beribu pertanyaan ada di benaknya. Namun, Naswa berusaha mengontrol semua pertanyaan itu. Hingga ia pun tidak tahan dan meluapkan semuanya. “Kenapa kau diam saja, Adam? Apakah aku salah jika bertanya seperti itu??” Adam tersenyum sambil menyeka air mata sang istri, “Pertanyaanmu tidak salah, Sayang. Tapi car berpikir istriku ini yang salah.” Ia mengecup kening istrinya dan melanjutkan kalimatnya lagi. “Istriku yang cantik ini mengkhayal terlalu tinggi. Atau mungkin istriku sering menonton adegan romantis dan menyamakan masalah di sana dengan di dunia nyata. Sehingga … istriku ini selalu berpikiran ya

