Sebulan sebelum pernikahan kami, papa Freya memintaku mengambil alih kursi pimpinan perusahaannya. Karena aku adalah orang baru di LinZone, jadi mau tidak mau harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mempelajari dari awal semua tentang perusahaan. Lelah, tentu saja. Waktu, tenaga dan pikiranku benar benar terkuras sejak mulai memegang kendali di LinZone. Kalau bukan demi Freya, mana mungkin aku mau repot repot mengambil tanggung jawab sebesar ini. Apalagi selain masalah LinZone, masih ada hal lain yang tak kalah penting harus aku selesaikan secepatnya. Bukanlah hal mudah bagiku untuk melobi para pemegang saham Aditama Group, supaya mau melepaskan sahamnya untukku. Untungnya dengan bantuan Om Danang dan Papa Nathan, akhirnya mereka setuju menukar saham Aditama di tangannya dengan saham