“Aku sudah memikirkannya dan kurasa … kita bisa menikah.” Saga hanya diam seperti tenggelam dalam pikiran. Harusnya ia senang, bukan? Renata menerima tawarannya, bersedia menikah dengannya. Akan tetapi, semua tidak sesederhana itu. Renata menatap Saga dengan pandangan tak terbaca menunggu pria itu merespon ucapannya. “Kau yakin?” tanya Saga. Renata mengangguk pelan. Ia sudah mengambil keputusan dan tak akan menarik keputusannya. Saga menatap Renata dengan pandangan sulit diartikan kemudian mengatakan, “Kurasa … tidak.” Renata melebarkan mata terkejut dengan jawaban yang ia terima. Ulu hatinya pun seolah dicubit karenanya. ”Ke- kenapa?” “Aku memang berharap kita menikah tapi, tidak jika kau terpaksa,” jawab Saga. Ia menduga keputusan Renata ini ada hubungannya dengan Nino. Enta

