Renata mengernyit menatap pria yang berjalan ke arahnya setelah menutup pintu. “Siapa?” batinnya. Ia sama sekali tak mengenal pria jangkung itu. Kira-kira tingginya hampir sama dengan tinggi Saga. Pria itu menghentikan langkah di sisi ranjang di mana pandangannya tak beralih dari Renata sejak ia memasuki ruangan. “Kau pasti bertanya-tanya siapa aku. Aku, Nino,” ucap pria itu. Renata memperhatikan pria bernama Nino itu dengan pandangan tak terbaca. Apa ia mengenalnya? Sepertinya tidak. Nino menatap Renata dengan wajah datar bahkan samar-samar tersirat kebencian di matanya. “Kedatanganku ke sini untuk memberitahumu sesuatu. Karena kurasa … kau tidak tahu,” kata Nino kemudian terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapan. “kau pasti tidak tahu jika saat ini Saga sedang terbaring di k

