Suara kelakar tawa memenuhi ruangan. Mira tertawa penuh kepuasan sejak ia tiba di rumah. Tak ada penyesalan, tak ada rasa iba, yang ada hanya rasa bangga dan bahagia berlebihan seperti orang gila. “Hahaha … hahahaha … akhirnya! Akhirnya kesabaran dan penantianku selama ini membuahkan hasil yang sempurna! Lihat lah, Baron, anakmu menjadi sampah dan akan membusuk di penjara. Dan kau, Harsa, lihatlah putrimu, dia selamanya akan tenggelam pada rasa bersalah, putus asa hingga akhirnya gila! Menangis lah di neraka, tangisilah putrimu yang sengsara! Hahaha! Hahahaha!” Suara Mira kian terdengar keras kala mengucap sumpah serapah yang ditujukan bagi dua orang yang dibencinya, dua orang yang membuatnya menyimpan dendam begitu hebat. Ia menyalahkan Harsa yang pergi dan mengakhiri perjodohan begi

