“Khaleef!” bentak Jana. Raja kaget karena namanya yang diserukan seperti barusan memberi efek familiar. Efek yang selalu muncul saat Papa marah padanya, efek yang membuat pria itu punya semacam trauma masa kecil sehingga dia membenci namanya sendiri. “I mean.. I can’t control what I dream of,” cicitnya karena tidak lagi bisa mengelak. Jana tau persis apa mimpi yang sedang gadis itu tanyakan. Masalahnya adalah kenapa dia masih perlu bertanya? “Khaleef Akarsana Syahzad! Dari semua mimpi yang bisa ada aku di dalamnya, kenapa harus ini? ” “Karena seperti kamu yang menstruasi setiap bulan, Jan.. organ kami para laki-laki juga memproduksi sesuatu. Kamu pikir mereka menghilang gitu aja saat ga digunakan? Mereka harus dibuang dan mekanismenya begitu,” Raja menutup mulutnya rapat karena dua ka