"Halo," jawab Arini dengan nada ketus. Dia sebenarnya sangat malas harus bicara dengan Fredrick, diantara ketiga pria yang mengejarnya, dialah yang paling gila. Dahulu dia pernah hampir menciium Arini. Jika bukan karena ada asistennya datang. Mungkin Fredrick akan mencuri ciiuman pertamanya. Arjuna memeluk Arini dan menaruh kepalanya di bahunya. Suara ponselnya sengaja dia besarkan agar Arjuna bisa mendengarnya. "Halo Arin. Kamu sedang apa? Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Fredrick. Dia begitu lembut dan juga penuh perhatian tapi sayangnya Arini malah jijik saat mendengarnya. "Aku baik-baik saja, ada perlu apa kamu menelpon aku tengah malam begini, apakah kamu tidak melihat jika ini adalah waktu orang untuk tidur!" Bentak Arini. "Oohh … oh, Arini sayang. Kenapa kamu selalu ketus se