Alle menghela nafas lega setelah keluar dari kamar sang adik, dan kembali menutup pintu. Ada perasaan senang karena telah sanggup memasuki kamar Nora. Sekalipun masih terasa begitu menyesakkan, namun Alle pikir ia sudah lebih baik sekarang. Pengobatan, juga terapi yang ia lakukan memiliki efek positif. Matanya melirik satu pintu kamar tak jauh dari tempatnya berdiri. Di ujung sana, kamarnya dan Alva berada. Dua kamar bersebelahan dengan ukiran kayu membentuk nama mereka masing-masing. Kaki kanan pria itu sudah hampir terhela sebelum akhirnya hanya mengambang di udara, kemudian kembali ke posisi semula. Alle menghela nafas panjang, kemudian membalik tubuh, dan melanjutkan langkah turun ke lantai satu. Sudah cukup lama ia meninggalkan kekasihnya di ruang keluarga bersama sang Mama, dan juga