“Lama nih nggak pernah lihat Dokter Faisila.” Sila yang sedang jogging segera menoleh. Di sampingnya, Dokter Banyu sudah menyamai langkah larinya. Pria itu tertawa melihat keterkejutan di wajah Sila. “Kaget nih, Dok.” Sila tertekeh setelahnya. Sebenarnya hanya beberapa hari ia tidak jogging. Mengganti olah raganya dengan yoga. Ia merasa nyaman dengan yoga. Seperti yang disarankan oleh Dokter Bambang pada Alle, Sila juga mengikutinya. Ia tahu ia sendiri juga memiliki masalah emosi, terutama ketika berhadapan dengan keluarga sang Papa. Untuk bisa membuat sehat mentalnya, Sila tahu ia harus bisa merelakan, dan juga memaafkan agar hatinya menjadi ringan. Itu yang sedang Sila usahakan. Meskipun sangat sulit, Sila akan berusaha. Bukan untuk sang Papa, atau siapapun, tapi untuk dirinya sendiri.