Ketika akhirnya Sila berpamitan pada Mila setelah nyaris 30 menit mereka ngobrol—karena Alle sudah tiba untuk menjemputnya, Sila masih terngiang perkataan Mila tentang pria yang sekarang sedang menggenggam erat tangannya, ketika keluar dari tempat kerja. Ia menoleh—mendongak untuk melihat sang kekasih. Ia tersenyum. Merasa beruntung memiliki pria di sampingnya. “Kenapa senyum-senyum? Ada yang lucu?” tanya Alle yang dari sudut matanya melihat tingkah sang kekasih. Sila segera menggeleng. “Nggak apa-apa… seneng aja lihat kamu.” Sila segera memalingkan muka. Ah… dia malu. Sekalipun hubungan mereka sudah terjalin cukup lama, tetap saja Sila masih merasa malu tiap kali mengungkapkan perasaannya sendiri. Genggaman tangan pria di sampingnya mengerat. Alle mengulum senyum. Tiap kali mendengar S