Part 89. Kesempatan dalam kesempitan

1714 Kata

Kembali ke rumah sakit, Sila merasa bagaikan seorang tawanan yang selalu dikawal sipir penjara saat akan menemui tamu. Alle terus menempelinya. Ia sudah meminta pria itu untuk pulang ke apartemen dan beristirahat, namun dengan tegas Alle menolak. *** “Aku tidak mau meninggalkanmu dengan pria itu. Kamu tahu kan jika dua orang laki-laki, dan perempuan bersama, maka yang ketiga adalah setan—” Sila sudah terkikik bahkan sebelum Alle menyelesaikan kalimatnya. Kening pria itu mengernyit sembari meliriknya. Mereka baru turun dari mobil, dan berjalan masuk ke rumah sakit. “Kenapa tertawa?” tanya Alle bingung melihat kekasihnya yang belum bisa menghentikan tawanya. “Berarti kamu dong setannya, Al,” canda Sila yang langsung membuat kedua mata pria itu melotot. Namun tak lama, karena sedetik kemud

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN