Allegra masih terus memukul samsak yang menggantung di depannya. Keringat sudah bercucuran—membuat kaos berlogo conteng satu itu basah kuyup, dan melekat sempurna ke tubuhnya. Memperlihatkan d**a bidang, perut rata dan juga otot bisep yang pasti menggoda semua kaum hawa yang melihatnya. Rambut pria itu juga sudah lepek—seperti orang yang baru selesai mandi keramas, yang hanya mengeringkannya dengan handuk seadanya. Pukulan-jeb kanan, kiri—bergantian Alle lepaskan. Membuat samsak di depannya bergerak kesana kemari. Nafas pria itu pun memburu. Sorot matanya yang tajam terlihat memendam kobaran api yang meluap-luap. Lagi, dengan terengah-engah Alle melepaskan pukulan-pukulannya tanpa henti. Tubuhnya bergerak kecil ke kanan, dan ke kiri. Tatapan matanya lurus ke depan—seolah yang di depannya