Sila terbelalak, dengan mulut terbuka lebar. Seandainya rahangnya itu hanya barang yang digantung, ia yakin—rahangnya pasti sudah menyentuh tahan—alias jatuh, saking kegetnya. Rasanya Sila tidak bisa mempercayai pendengarannya sendiri. Hamil? Siapa yang hamil? Sorot mata kecewa bisa Sila tangkap dari Alle. Pria yang bahkan sudah menjatuhkan kedua paper bag yang semula ia ambil dari tangannya itu, menatapnya sendu. “Hamil? Oh my God… ampuni dosa-dosa mereka ya Tuhan!!” Kaka memekik setelah beberapa detik hanya ternganga mendengar Alle yang bertanya kepada Sila apakah wanita itu hamil. Baru saja dia menemukan keberadaan keduanya, yang tidak disangka berada di tempat yang sama--ketika telinganya mendengar sayup percakapan mereka. Ia tidak mengira apa yang ia khawatirkan akhirnya kejadian jug