Part 107. Di Bandara Kita Bertemu

1705 Kata

Jantung Sila berdegup kencang. Semalaman ia bahkan susah tidur nyenyak membayangkan hari ini tiba. Orang yang sudah dirindukannya sebentar lagi akan tiba. Pagi-pagi Kaka datang menjemputnya ke rumah. Menurut sepupu, sekaligus sahabat Alle itu--kekasihnya mengancam akan memotong gaji pria tersebut, kalau dia tidak menjemput Sila, dan datang ke bandara tepat waktu. Sila terkekeh saat mendengar gerutuan Kaka. Khas Alle sekali. Selalu saja suka mengancam, yang sebenarnya hanya ancaman kosong semata. Toh pria itu tidak pernah menujudkan ancamannya. Hanya omongannya saja yang entah mengapa tetap sanggup membuat Kaka menurut karena takut. “Itu cuma omongan dia saja, Ka. Seperti kamu tidak kenal dia gimana,” ucap Sila menanggapi Kaka yang masih menggerutu soal kebiasaan Alle mengancam. Sila baru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN