Sila masih berdiri terperangah di tengah sebuah ruangan luas dengan peralatan masak yang lengkap. Sangat berbeda dengan dapur di rumahnya—yang minimalis, dengan peralatan sekedarnya. Dapur milik Mama Alle lebih mirip seperti dapur di rumah para cheft yang memang hobi memasak, hingga mereka rela merogoh kocek dalam, demi membuat ruangan itu selengkap, dan senyaman mungkin. Setelah sidang yang cukup menegangkan, serta membuat Sila benar-benar malu, hingga wanita itu merasa ingin mengubur dirinya hidup-hidup, saat harus diingatkan oleh Mama kekasihnya tentang batasan kontak fisik dalam berpacaran—akhirnya ia bisa merasa lega setelah bisa melaluinya. Sila terpaksa harus membuang jauh-jauh rasa malunya, karena harus tetap berhadapan dengan wanita yang sudah melahirkan kekasihnya tersebut. Ia b