“Ada apa dengannya?” gumam Bee yang sudah berada di kamarnya, mengunci pintu dengan perasaan berkecamuk sembari terus memegangi pakaian yang robek. Bee dengan paksa menahan napas. Seluruh tubuhnya berdiri tanpa kehidupan, masih seperti patung. Tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, seperti mimpi buruk yang berlangsung begitu cepat. Dia baru berdiri di sana selama beberapa detik, tetapi apa yang terbesit dalam pikiran terasa begitu panjang dan rumit. Bee berjuang mengendalikan emosi agar tidak sepenuhnya kehilangan kendali. Sedikit demi sedikit, gadis itu melonggarkan cengkeraman di pakaian yang sudah terkoyak. ‘Dia bukan sosok yang … ah, kenapa menjadi begini?’ batin Bee mulai memberikan protes atas kejadian yang baru saja berlangsung, bahkan tanpa melibatkan minuman keras di da