Deon terpaku di tempat saat di depannya berdiri seorang wanita yang tidak asing, Yeni menyusul ke tempat tiga sahabat itu menghabiskan waktu. Pria yang hanya mencebik tidak bisa menghindar, tetapi mengikuti mau perempuan yang ia pilih belasan tahun silam untuk berbicara serius. Keduanya melenggang menuju sisi lain dari tempat tersebut, taman kecil yang cukup memberikan nuansa nyaman bagi pengunjung yang ingin menghilangkan pengaruh minuman keras. “Sorry, aku tak bisa menghindari sepi sementara dia selalu ada saat waktumu terpecah oleh kegiatan lain di luar rumah, semua itu sama sekali bukan rencana mengkhianatimua.” Yeni membuka percakapan dengan kalimat paling konyol di telinga Deon, bagaimana bisa mengatakan hal semustahil itu saat dia melihat aksi gilanya bersama Duta? Kata-katanya be