Bee Pingsan

1264 Kata

Hujan masih terus mengguyur bumi, dingin yang setara dengan kebekuan sikap Bee. Pakaian basahnya menempel cukup lekat pada kulitnya, ia hanya mencoba menjauh dari sosok yang memang sangat ingin dihindari. Kalau perlu tanpa perlu ditemui ulang, benar-benar lenyap dari ingatan. ‘Kenapa kamu muncul kalau hanya membawa pada luka yang begitu menyiksa?’ Bee membatin dengan langkah gontai, membiarkan hujan terus menyembunyikan air mata yang melebur bersama air dari langit. Topan Airlangga yang memegang paying memandang sendu, sengaja membiarkan sang gadis terus berjalan dengan mantap dan elegan. Hanya kaki celana yang sedikit basah, pakaiannya sebagian besar masih kering. Bukan karena takut terkena hujan, dia mencoba menjadi sosok yang pengertian tanpa mengusik keinginan perempuan muda tersebut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN