29. Mabuk

1414 Kata

“Apa seperti ini caramu menatapnya?” ─Isa─ *** Isa teringat kejadian es krim kemarin, dan rasanya dia sangat malu. “Jangan memberi saran lagi, Indra.” Indra menutup mulutnya, menyembunyikan tawa. Melihat ekspresi Isa yang sempat berubah kala membahas Ayana, dia tahu saran itu pasti gagal. Namun, bagaimana dia akan menyerah pada kesenangan membuat malu bosnya ini? Berdeham pelan, Indra berkata, “Bagaimana kalau mengajaknya keluar, Pak? Dia semakin sedih mungkin karena selalu berada di rumah. Coba ajak ke rumah orangtuanya, atau tempat hiburan.” Isa melirik Indra dengan tajam. Ayana membenci keluarganya yang malah mengatakan kalimat-kalimat celaan bahwa itu akibat tidak mendengarkan orangtua. Kalau jadi gadis itu pun, dia tidak akan mau tinggal di rumah orangtuanya. Hanya Risa yang m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN