“Jangan banyak tanya.” Sopir kembali berwajah serius. “Tuan yakin mau membelikannya lagi?” Isa agak merenung. Selama seminggu ini, dia selalu membeli es krim vanila untuk Ayana, tapi tidak ada satu pun yang berhasil dia berikan kepada gadis itu. Namun, kenangan saat gadis itu memakan es krim terus mengusiknya, dan membuatnya berkata, “Beli saja.” *** Isa menenteng dua bungkusan plastik di tangannya. Satu obat, yang lainnya es krim. Bayu sedang berada di rumah neneknya selama seminggu belakangan, agar Isa tidak bingung kalau anak itu bertanya apa yang terjadi dengan Tante Malaikatnya. Berdiri di depan kamar Ayana, Isa gugup. Dia tidak tahu cara memberikan es krimnya. Nanti kalau gadis itu bertanya kenapa memberikan es krim, dia harus jawab apa? Hanya ingin saja, begitu? Gadis itu nant