“... it hurt the most cause I don’t know the cause...” ─Ayana─ *** “Anta...” Anta menghela napas, seolah sangat lelah. “Kamu sudah nggak punya alasan untuk bertemu denganku...” Ayana pikir itu indikasi bahwa Anta tidak ingin melihatnya lagi. Dia jadi bertanya-tanya, apakah mantan pacar ini menyalahkannya karena menjadi penyebab ibunya meninggal? Itukah sebabnya dia tidak ingin bertemu lagi? Yang Ayana tidak tahu, Anta mengatakan itu karena sekarang tidak punya alasan untuk bertemu lagi dengannya. Berkata Ayana dengan suara bergetar. “Kalau begitu, selamat tinggal.” Anta mengepalkan tangan, menguatkan diri untuk tidak berdiri dan mengejar gadis itu. Sayangnya, ini saat rentannya, dan tubuhnya sudah lebih dulu refleks untuk mengejar gadis itu. "Aya..." Sebelum mampu menjangkau Aya