"Maaf," ucap Haifa. "Baru kali ini aku ngalamin siklus haid yang nggak tentu, kacau. Biasanya teratur." Dan dua kali perkara menstruasi menjadi persoalan cukup krusial di dalam rumah tangga mereka. Erlang menghela napas pelan. Senyum. "Nggak pa-pa. Kita, kan, sekalian liburan ke sini." Tapi Haifa merasa sangat bersalah. "Maaf, ya, Mas." Yang Erlang usap-usap kepala wanita cantik itu. "Gak pa-pa, Fa. Beneran, deh. Nggak usah nangis ... Mas nggak masalah. Oke?" Haifa memupus air matanya. "Hamilnya gimana?" "Ya ... bisa jadi setelah ini? Nanti kita konsul ke dokter aja buat ikut promil. Hitung masa subur kamu entar, ya?" Haifa mengangguk. Sisa air matanya dipupuskan oleh ibu jari Mas Erlang. "Udah ... nggak pa-pa." Lagi, Haifa mengangguk. Lalu mendekat dan menenggelamkan diri di pelu