"Jadi, sekarang kamu di sini, Ge?" Geanica. Tatapannya jatuh tepat pada sosok pria di sana. Hal yang menbuat rongga dadanya seakan menyempit brutal. Dengan letup amarah di kepala. "Berengsekk!" Ya, laki-laki itu. Dia yang telah membuatnya jadi 'rusak'. Seumur hidup, katakanlah begitu, Gea hanya pernah merasakan cinta yang betul-betul cinta 'dua kali saja'. Selain Airlangga, ya, ini ... laki-laki itu. Gea pernah benar-benar mencintainya, sehingga percaya pada kata-kata paling b***t darinya sekali pun. Kata-kata termanis, saat sebelum akhirnya dia melewati malam panas itu secara sukarela. "Pergi!" Dia di sini. Gea berteriak histeris. Ya, kondisinya seperti itu sekarang. Di dalam sebuah kamar yang ada jendela pun tak bisa dibuka. Keseharian Gea di dalam sana, menatap hampa pada apa