113. The Real Tersesat yang Nikmat [END]

1170 Kata

"Mommy!" "Lho, kok, kalian belum tidur?" Haifa terkejut mendapati anak-anak menyambutnya di pintu depan. Ketiganya memeluk sang mommy. Lala bahkan minta digendong, padahal sudah besar. Badannya itu, lho, lumayan berat bagi Haifa. Tentu saja jadinya digendong oleh Mas Erlang. Berbondong-bondong masuk rumah. "Mereka kebangun, Fa. Pas banget kamu datang. Kael kebangun karena abang sama adeknya berisik nyebut 'mommy pulang, mommy pulang'." Mama Wendi menjelaskan. "Betewe, kalian kehujanan apa gimana?" Haifa ber-oalah ria di sana, lalu senyum malu-malu. Mana ada hujan, ini sedang menapaki musim kemarau. "Mama suka pura-pura gak tau gitu," tukas papa. Haifa merah padam. "Ya udah, ya, Mama mau lanjut tidur. Udah aman, kan?" "Iya, Ma. Aman. Maaf dan makasih, ya, Ma, Pa," ujar Haifa, masih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN