"Mas ... badan aku nggak enak." "Nggak enak gimana?" Hari itu. Khalil tahu pengaruh obatnya sedang bekerja. "Panas ...." Gea membisik. Dan lagi, ada sesuatu yang tak dapat dia sampaikan dengan baik, Gea tidak mengerti kenapa, tetapi seolah tidak ada kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan dari apa hal yang dia rasa. Khalil menjulurkan tangan, menyentuh kening Gea, lalu lehernya. Bermaksud cek suhu, formalitas saja. Dan Gea mendesah detik itu. Well, Khalil sunggingkan sudut bibirnya. Samar saja. Apalagi saat pergelangan tangan Khalil dicekal Gea, untuk tidak melepas sentuhan jemari di leher jenjang itu. Wanita ini cantik sekali di mata Khalil. Dia merasa mendapat jackpot. Kelak dari sosok inilah dendamnya terbayarkan, sekaligus dahaganya tersalurkan, bonus. Yeah ... Khalil tidak pe