"Ril, Mama ... Deril!" Yang tak sanggup lagi memandang sang ibu dengan sorotan 'biasa', Deril kecewa, tetapi sekarang lebih kepada ... apa, ya? Sulit dijelaskan. Yang pasti, Deril syok berat. Separah itu ternyata. Langkah Deril pun dihadang mama, tangannya dicekal, dan mama kelihatan jauh lebih frustrasi dari sebelumnya. "Mama tau Mama salah, Ril. Tapi jujur, Mama nggak ngira efeknya bakal jadi kayak gini." "Semua orang yang melakukan kesalahan, pasti dia bakal bilang 'nggak ngira efeknya bakal kayak gini.' Mama juga tau kalau itu klise, kan?" Mama Rani menggeleng. Ingin mengelak, tetapi Deril mengatakan hal benar. Walau itulah kenyataan yang dirinya alami dulu, tetapi saat diucap sekarang kedengarannya hanya seperti sebuah pembelaan. "Terus Mama harus gimana, Ril?" Amat lirih dirin