"Mami. Kenapa, sih, ada anak-anak yang olang tuanya nggak lengkap?" Sebelum tidur, Garda suka banyak tanya. Apa saja dia bicarakan di waktu-waktu menjelang terlelap itu. Gea sedang meninabobokkannya. Dia usap-usap punggung Garda. Dua telapak tangan anak ini lecet, juga dagu. Melihat itu, sejujurnya Gea sedih. Sudah dia tiup-tiup tadi walau tak ada efek berarti. Namun, Garda senang dan Gea jadi terhibur. "Takdir," jawabnya. "Takdil itu apa?" "Ketetapan Tuhan." Gea jawab sekenanya. "Kalau gitu ... apa nggak bisa diubah? Selama-lama-lamanya akan telus begitu?" Alih-alih mengantuk, Garda malah penasaran dan itu membuatnya kuat untuk begadang. "Tergantung," sahut Gea, "takdir, kan, ada dua. Ada yang bisa diubah dan nggak." "Kalau dali lahil kita nggak punya olang tua lengkap, itu bisa