"Lepas!" "Lepasin!" "Berengsekk!" Ah, ya ... "Sudah bangun, Ge?" Yang terikat tangannya, dengan sebuah dasi hitam bergaris di sana. Gea tersadar bahwa sekarang dia bukan ada di ruangan yang biasa dirinya tempati, melainkan di sebuah mobil, dan Gea melihat wajah dari sesosok pria di jok kemudi lewat cermin depan yang menggantung, sorot mata pria itu lalu jatuh tepat di mata Gea. Khalil tersenyum. "Sabar, ya? Sebentar lagi sampai." Entah di mana ini. Gea melihat sekitar dari jendela samping, pohon-pohon tinggi menjulang. Serupa di hutan. Gea lantas berusaha melepas ikatan ditangan, syukurnya diikat di arah depan, jadi dia bisa berusaha lebih maksimal dengan menggigit, hanya saja ... tetap sulit. "Sabar, Ge. Nanti saya bukakan," katanya. Khalil menatap Gea lagi dari cermin depan.