Seorang Aliansi

1127 Kata

Kaila tidak tahu betapa keras Dion berusaha menekan emosinya, tapi wajah pria itu yang mengeras cukup menjadi bukti bahwa dia menyimpan amarah yang kuat. “Maaf, aku benar-benar tidak tahu.” Rosie menghela nafas. Dion menyeringai. “Tidak usah meminta maaf. Wanita itu memang punya banyak wajah. Aku yang suaminya saja berhasil ditipu. Wajar saja kalau kamu juga tertipu.” Dion mendengkus sebelum menghabiskan air putih di depannya. Emosinya memuncak. Dia bahkan menggunakan kata wanita alih-alih perempuan untuk mendeskripsikan Kaila. Pintu tiba-tiba terbuka. Pelayan masuk membawa troli. Percakapan mereka otomatis berhenti. Makanan ditata dengan baik di atas meja. Setelah yakin semua sudah dihidangkan, pelayan pamit undur diri. “Lebih baik kita makan dulu. Marah juga butuh energi.” Tanpa me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN