Edwin meringis kecil sembari sangat terpaksa melepaskan pelukannya dengan Sara, ketimbang nanti Anna menangis di restoran akan membuat mereka semuanya diusir dari sana. “Daddy, ayo mana cincin buat Anna!” rengeknya sembari menggoyangkan tubuhnya. Pria itu lantas langsung menggendong putri kecilnya. “Daddy lupa beli Anna, besok kita beli ya. Sekarang kita lanjut makan dulu,” bujuk Edwin dengan lembutnya. Bibir mungil Anna mulai mengerucut kayak bibir bebek, bola mata mungilnya mulai tergenang air mata. Sara pun mendekati suami dan putrinya. “Anna, kita makan dulu ya setelah itu nanti Daddy belikan cincinnya, ini bunganya buat Anna saja,” ucap Sara sembari menyodorkan buket bunga miliknya. Anna melirik bunga yang begitu cantik itu, sebenarnya dia ingin bunga baru dari Edwin bukan bunga pu