Aaron duduk di tepian tempat tidur, dengan kerutan yang banyak di dahinya dan ponsel, yang masih ia genggam serta letakkan di dekat indra pendengarannya. "Kenapa, Rin?? Ayo cerita. Ada apa??" tanya Aaron dengan nada cemas. Sepertinya, apa yang sempat menimpa adiknya tersebut, kembali terjadi lagi. Aaron tidak tenang. Inginnya sekarang, ia pergi untuk melihat keadaan sang adik langsung. Tapi, karena jarak yang terbentang dengan cukup luas, Aaron hanya bisa dengan mencoba menanyakan keadaannya dengan begini saja. "Arin!? Jawab Mas!" pekik Aaron dengan penuh kekalutan. Suara isak tangis yang sempat terdengar, tiba-tiba saja berangsur-angsur reda. Suara wanita yang berada di sana pun berkata, "Arin, sayang Mama, Papa dan Mas Aaron. Arin nggak apa-apa, Mas. Arin baik-baik aja," ucap suara