Walau pun acara lamaran itu di batalkan, sesuai janjinya, Melsa tetap pulang ke Surabaya untuk menjenguk ibu dan ayahnya. Mas Tirta yang sudah terlanjur mengajukan cuti pun, ikut – ikutan pulang. Mas Tirta sampai sehari lebih dulu dibandingkan dirinya. Karena kali ini, mas Tirta mendapat cuti lebih lama. Sehingga, saat ia tiba di bandara, mas Tirta bisa menjemputnya. Ia melangkah, melewati kerumunan orang yang sedang menunggu bagasi mereka. Melsa hanya membawa tas punggungnya untuk persediaan tinggal selama empat hari di rumah orang tuanya. Tidak perlu membawa banyak baju, karena toh di rumahnya masih banyak baju yang ia simpan di sana. Ponselnya bergetar, pesan dari mas Tirta yang memberitahukan keberadaan pria itu. Melsa mengikuti arahan mas Tirta untuk mendatangi pintu keluar dekat ar