Itu sebabnya ia kaget saat ternyata wanita pilihan papi adalah Melsa. Dan teman yang dimaksud papi adalah ayahnya Melsa. Sial! Kenapa hidupnya sekaan berputar di sekeliling wanita itu. Sejak ia melihat wanita itu berdiri di sana, ia pun diam dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Tidak, belum saatnya. Saat ini semua orang sedang berkumpul di meja makan, Melsa duduk di samping seorang pria yang bersebrangan dengannya. Sepertinya itu kakaknya, ia ingat Melsa pernah menceritakan bahwa dirinya hanya mempunyai satu saudara, yaitu kakak laki-lakinya. Pria itu sejak tadi dengan terang – terangan melihat ke arahnya. Seperti menilai sesuatu darinya. Di sisi lain, Melsa nyaris tidak mengangkat kepalanya sejak pertama kali mereka bertatap mata di depan pintu. Wanita itu sibuk menatap piring yang be