"Rey! Kapan kamu datang?" "Semalam Bu Kinan." "Tumben tidak langsung ke rumah? Ah, iya. Bukankah Mas Dewa mengatakan jika kamu sedang cuti?" Ini kenapa Kinan jadi bingung sendiri. "Dia itu sebenarnya rindu pada adikmu. Tapi malu mengatakannya padaku. Berlagak minta cuti segala. Padahal jika dia mengatakan hal yang sesungguhnya, dengan senang hati aku akan mengirimnya ke sini," celetuk Dewa yang tiba-tiba memasuki lobi. Menghampiri sang istri yang sedang berbincang dengan Rey. Kinan hanya tertawa sembari menggelengkan kepala melihat Rey yang salah tingkah juga malu-malu. Menggaruk rambut yang tidak gatal, juga wajah merah padam. "Sudah, Mas. Jangan digoda nanti Rey makin malu. Jadi keluar makan siang tidak?" "Ya, jadi." "Saya panggil Ais dulu." Rey pamit meninggalkan Dewa dan Kinan