"Ayo Mas kita turun," rayu Kinan karena Dewa seolah enggan turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah papanya. Padahal keduanya telah sampai dan mobil pun sudah berhenti di halaman depan. Namun, Dewa justru hanya duduk diam tanpa berniat turun. Helaan napas kasar keluar dari sela bibir pria itu. Sebenarnya dia sangat malas bertemu keluarga Kinan di dalam sana. Jika tidak karena Kinan yang memaksa, mungkin Dewa juga tidak akan berada di sini mengikuti apa yang Kinan mau. Kinan tersenyum. Pada akhirnya Dewa membuka juga pintu mobil. Wanita itu mengikuti sang suami yang juga keluar dari dalam mobil. Dewa berhenti sebentar menatap rumah mewah di hadapannya. Kinan melingkarkan tangan pada lengan Dewa. Membawanya berjalan menuju pintu masuk. "Ayo, Mas. Jangan sungkan. Ini juga rumah kelu