Ketegangan

1795 Kata

“Pulang yuk.” Ajak Angkasa dengan wajahnya yang datar, matanya memperlihatkan secara jelas apa yang diinginkannya. “Mainnya nanti lagi, udah lama kita gak angetin ranjang.” Sambil menggigit telinga Bintang pelan. Mana tahan jika diperlakukan seperti ini, keinginan untuk main juga hilang saat tangan Angkasa masuk ke celana dalamnya. “Abanggg… nghhh… abang ayok pulang.” Bintang melemas ketika jemari itu masuk ke dalam. Menusuk keluar masuk hingga napas Bintang tersenggal. Angkasa menambahkan dengan hujaman ciuman di leher. “Abang…” Rasanya geli, Bintang tanpa sadar mengangkat salah satu kaki. Akses jemari Angkasa lebih masuk, terdengar suara becek dibawah sana. “Abang ih…” Bintang sudah berkeringat. Tangannya mereka bahu Angkasa, menggigit bibir bawahnya menahan suara desahan Kenapa m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN