Happy Reading Kenan duduk di kursi mobilnya dengan gelisah. Satu tangan menggenggam erat setir, sementara tangan lainnya sibuk mengetuk-ngetuk dashboard, ritmenya tak jelas, seperti cerminan pikirannya yang berantakan. Wajahnya tegang, rahangnya mengeras, dan pandangannya terpaku ke jalanan yang terus melesat di depannya. Lampu jalan berganti-ganti dengan cepat, menciptakan kilatan cahaya di dalam mobil, tapi dia tak peduli. Udara di dalam mobil terasa berat, seberat suasana hatinya. Mesin mobil meraung pelan, menambah kesan intens pada keheningan itu. Kenan menarik napas panjang, tapi bahkan itu tak cukup untuk mengusir rasa resah yang bergelayut di dadanya. Dia melirik spion sebentar, memastikan jalan di belakangnya tetap kosong, lalu kembali menatap lurus ke depan. Detak jarinya di