Rania begitu terkejut tatkala tubuhnya tanpa ampun didesak ke belakang dengan kedua sisi kepala yang dipegang hingga tidak bisa bergerak. Ia reflek mendorong pria yang menciumnya namun saat melihat itu adalah suaminya sendiri keinginan menolak itu entah lenyap ke mana. Suara pintu yang ditutup kasar dengan kaki membuat jantung Rania berdegup sangat kencang. Shaka tak memberikan kesempatan Rania untuk beristirahat, terus melumat bibirnya untuk meluapkan rasa gemas kepada wanita itu. Sejak tadi ia sengaja menggoda ingin melihat sejauh mana Rania bisa menahan diri, ia pun sengaja menunggu di depan pintu dan ternyata Rania keluar. Tentu saja hal itu tak disia-siakan, kini ia menggiring tubuh wanita itu ke sofa panjang yang ada di kamar dan merebahkan dirinya. Ciuman itu terhenti sejenak ta