Chapter 39

944 Kata

Selamat membaca Jam sudah menunjukkan pukul 15.07. Sekarang Ajeng sedang berada di perjalanan menuju rumahnya. Setelah mengantar Baskara sampai rumah, Ajeng langsung pamit pulang karena tidak sanggup menahan tangis ketika melihat kondisi rumah yang tempati oleh ayah mertuanya itu. Dadanya terasa nyeri saat mengetahui kehidupan ayah mertuanya yang begitu keras dan serba kesulitan. Bagaimana bisa ayah mertuanya tinggal di tempat seperti itu? Tempat yang sama sekali tidak layak untuk di tempati, karena di penuhi dengan barang-barang bekas dan tumpukan sampah yang berbau busuk. Bahkan rumah yang terbuat dari kardus itu pun juga hampir roboh. Padahal keadaannya sesulit itu, tapi kenapa ayah mertuanya justru menolak untuk menerima bantuan darinya? Ajeng menghela napas untuk yang kesekia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN