Dua Puluh

1090 Kata
Setelah memastikan papanya benar-benar telah tertidur, Nick memasuki apartemen Diara dan berjalan dengan hati-hati mencari keberadaan Diara dan Ghiana. Suasananya sangat hening sehingga Nick menerka bahwa mereka sudah tidur dan itu membuat Nick merasa lebih lega. Kini Nick berjalan ke arah kamar yang pintunya terbuka lebar, dia mendapati Diara yang tertidur di sudut ranjang dengan satu tangan yang masih memegang ayunan Ghiana, sepertinya dia tak sengaja tertidur saat mengayunkan Ghiana. Nick mendekat dan secara perlahan memindahkan tangan Diara dari ayunan agar wanita itu saat bangun nanti tidak merasa pegal. Pria yang mengenakan piyama berwarna abu-abu gelap itu duduk di ranjang dekat Diara dan melihat ke ayunan dimana baby Ghiana tertidur. Mata Nick cukup lama memperhatikan bayi perempuan kecil itu yang tidur dengan sangat damai, "sepertinya kamu tidak merindukan ibu kandungmu karena sudah dirawat dengan baik oleh wanita ini." ucap Nick sangat pelan sambil melirik Diara yang tertidur dengan lelap, dia pasti sangat lelah. "Kamu memanggilnya mama Di bukan? Apa mama Di merawat kamu lebih baik dibanding mama Tania?" tanya Nick lagi memperhatikan wajah Ghiana yang ternyata sangat menggemaskan. "Ya, sepertinya demikian. Ibu kandungmu saja meninggalkanmu, tapi wanita ini malah memohon agar saya tidak meninggalkan kamu juga. Setidaknya kamu masih beruntung bertemu dengan dia," tambah Nick kini mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Pandangannya kini beralih pada Diara, sebenarnya ia begitu beruntung karena kedatangan Diara bersamaan dengan hadirnya Ghiana. Kalau saja Diara tidak ada, mungkin ia akan sangat kebingungan tiba-tiba kedatangan bayi kecil. Dan syukurnya lagi Diara dengan senang hati menjaga Ghiana dengan begitu baik. "Sstt, jangan menangis, biarkan mama Di kamu ini tidur sebentar." Nick langsung menyayun pelan ayunan Ghiana saat mendapati bayi itu terbangun dan menatapnya dengan wajah seolah tak nyaman. Nick terus berusaha mengayunkan agar bayi itu kembali menutup mata karena sepertinya bayi itu memang masih mengantuk dan tak sengaja terbangun, "anak pintar," gumam Nick mendapati baby Ghiana kembali tidur. Saat melihat mereka berdua dalam keadaan aman, Nick berniat kembali ke apartemennya, namun dengusan kecil Diara yang masih menutup mata membuat Nick terdiam sejenak memperhatikan. "Aku takut bu.., aku sendirian..," Secara samar-samar Nick bisa mendengar ucapan Diara yang kini tampak menggenggam ujung selimut dengan kuat. "Apa dia mengigau?" tanya Nick heran dan memperhatikan gadis itu lagi, bahkan saat ini pipi Diara basah oleh air mata yang membuat Nick terkejut. "Jangan tinggalin aku.," Diara kembali bicara pelan namun nadanya terdengar gelisah sekaligus takut. "Hey bangun, kamu mimpi buruk?" Nick kembali duduk di sebelah Diara sambil coba membangungkan Diara dengan menepuk pelan tangan wanita itu. Namun Diara malah mendadak menggenggam tangan Nick dengan erat, "Diara ga sekuat itu..." Nick membeku mendengar dan melihat Diara saat ini yang pasti dalam keadaan mimpi yang begitu menyedihkan, "apa sebenarnya yang terjadi padanya?" Dibanding coba melepaskan tangan Diara dan membangunkannya, Nick memilih membiarkan tangan dingin Diara terus memegang tangannya, mungkin dengan itu Diara merasa lebih baik karena gadis itu sudah tidak mengigau lagi. Dan juga saat ini Nick terhanyut memperhatikan wajah Diara yang baru ia sadari begitu cantik, terutama karena warna kulit kuning langsatnya yang membuat gadis ini memancarkan aura yang hangat. Tanpa sadar dengan santainya Nick mengusap air mata yang masih ada di pipi Diara yang membuat gadis itu agak bergerak dan kembali diam. "Apa kamu memiliki kehidupan yang sulit? Padahal kamu terlihat begitu santai dan bahagia," Nick memperhatikan Diara dan teringat kata-kata Diara waktu itu. Gadis ini sempat berkata bahwa ia tidak ingin kembali pada kehidupannya yang lalu, namun saat itu Nick tidak peduli sama sekali, namun sekarang menjadi bahan pikiran baginya. Bagaimana kehidupan Diara yang sebenarnya? Nick kaget terdiam memperhatikan Diara yang kini menggenggam tangannya dengan lebih kuat bahkan ekspresi wajahnya tampak seperti orang yang ketakutan dan napasnya sesak. "Tenanglah, semua baik-baik saja." Nick yang tidak tega melihat itu langsung mengusap tangan Diara denngan hangat dan berpindah mengelus pelan kepala Diara, dan benar saja Diara menjadi lebih tenang, napasnya kembali teratur dan genggaman tangannya melemah. Secara perlahan Nick melepaskan tangannya dari Diara dan bergerak menyelimuti gadis itu. Kini Nick masih diam memastikan Diara tidak lagi diganggu oleh mimpi buruk, namun perhatian Nick kembali beralih menatap wajah Diara yang bisa tergolong berukuran kecil. "Apa tidak apa jika aku tinggalkan dia sekarang? Apa dia baik-baik saja?" Nick bingung harus tetap disini atau kembali ke apartemennya. Namun akhirnya Nick memutuskan untuk tetap berada di kamar Diara. Ia hanya diam melihat Diara dan Ghiana secara bergantian, sesekali tangan Nick bergerak mengayunkan ayunan baby Ghi jika melihat bayi itu bergerak dalam tidurnya. "Aku haus," Nick bergumam pelan dan berjalan menuju dapur Diara untuk mencari air minum. "Tidak hanya membersihkan apartemenku, bahkan dia juga memastikan apartemennya bersih." ucap Nick memperhatikan sekitar saat dirinya duduk di salah satu kursi yang ada di dapur untuk minum. Saat itu Nick dibuat kaget oleh kehadiran Diara yang berjalan ke arah dapur dengan mata yang tampak mengantuk, Diara yang menyadari kehadiran Nick tentu kaget bukan main bahkan ia sampai merasa serangan jantung. "Kenapa mas disini!?" tanya Diara dengan mata terbelalak dan melirik jam dinding. "Saya tadi tidak bisa tidur, jadi saya kesini saja untuk memastikan kalian baik-baik saja, ini malam pertama anak itu pindah kesini kan?" jawab Nick santai walau diam-diam ia tidak menyangka kalau Diara akan terbangun. "Hm seperti itu, apa mas ada disini sejak tadi?" Nick menggeleng, "saya hanya lihat kalian sebentar dan saya merasa haus. Saya ambil minum kamu ya." Diara hanya mengangguk dan bergerak membuatkan s**u untuk Ghiana. "Kamu terbangun?" tanya Nick ingin tahu karena ia yakin kalau tadi tidur Diara begitu nyenyak. Diara tersenyum kecil, "saya pasang alarm di setiap jadwal baby Ghiana harus minum s**u mas." Nick hanya diam dan memperhatikan Diara yang kini memunggunginya, pasti Diara masih begitu ingin untuk tidur. Nick mengakui kalau Diara benar-benar menjaga Ghiana dengan sepenuh hatinya. "Makasih ya mas, udah mau lihat keadaan saya dan baby Ghiana." Diara kembali bersuara sambil memutar kepalanya untuk melihat Nick. "Ini karena saya memang tidak bisa tidur saja." "Lebih baik mas kembali ke apartemen mas untuk coba istirahat, besok mas harus bekerja kan? Tadi Pak Adrian sempat cerita kalau sekarang pekerjaan mas sedang sibuk." Nick mengangguk kecil sambil ikut berjalan saat Diara sudah selesai dengan s**u di tangannya dan akan kembali ke kamar. "Diara..," Langkah Diara terhenti saat Nick memanggilnya, terlebih rasanya Diara baru kali pertama merasakan Nick memanggil namanya seperti ini, ia berbalik dan melihat Nick yang berdiri tepat di depannya, "iya mas." Nick tidak langsung bicara, ia masih diam memperhatikan Diara yang kini menunggunya untuk bicara. "Mas?? Ada apa?" tanya Diara lagi karena Nick tak kunjung buka mulut. Nick menggeleng, "saya balik sekarang," dan pria itu memutuskan pergi begitu saja. Sedangkan Diara masih membeku bingung dengan sikap aneh Nick, "ada apa dengannya?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN