Aku kembali menjadi gila. Aku mengurung diri lagi. Sudah seminggu semenjak aku kembali dari Olimpus dan mendengar kabar buruk itu. Kali ini ibu Rafury sedang duduk di sebelahku sambil mengelus rambutku pelan. Aku menangis di pelukannya. Aku tidak peduli lagi dengan rasa maluku sebagai laki-laki. Aku membutuhkan seseorang untuk sekedar meredam emosi di jiwaku. Kehilangan Raina adalah hal terberat dalam hidupku. Aku merasa tidak memiliki apapun setelah kepergiannya. Semuanya seolah diambil dariku tanpa bersisa. “Dia sangat mencintaimu kau tahu kan?” Aku mengangguk masih dengan isakan tangisku. “Dia pasti benci melihatmu seperti ini, ibu Rindu Niko yang selalu bersemangat dan berprestasi.” Ucapnya lembut. “Niko gak bisa bu kalau gak ada Raina.”Beliau kembali mengelus ram