BAB 28

1111 Kata

Sebuah lukisan usang terpajang dengan kokoh di dinding. Butiran debu yang menempel, seolah menjadi saksi perjalanan waktu yang telah dilewatinya. Sesekali dia bergoyang saat dinding tempatnya berdiam bergerak bersamaan dengan pintu yang di dorong ke dalam. Rumah itu sudah terlihat kumuh. Dinding kayu di sekitarnya bahkan sudah berlubang di beberapa bagian. Seorang gadis berlari menabrak pintu dengan keras dan membuat lukisan itu terjatuh dengan dasyatnya. Dia menoleh sedikit,  kemudian menjentikkan jarinya dan lukisan itu kembali ke tempat semula tanpa cacat sedikitpun. Ini bukan kali pertama dia hancur, sudah berkali-kali dan masih sama. Dia akan diperbaiki kembali dengan sihir. “Riani, ibu dengar kamu menjatuhkan lukisan lagi.” Suara menggelegar itu menghentikan langkah tergesa gadis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN