Kantin sekolah sangat ramai. Riani sudah duduk di depan Alex yang sedari tadi tidak pernah berhenti tersenyum memandangnya. Laki-laki itu seolah sangat memujanya seperti seorang Dewi. “Alex, jangan liatin aku kaya gitu terus! Malu.” Gadis itu tidak tahan. Bisa-bisa dia meleleh menghadapi keintiman tatapan Alex. “Jadi kamu malu jadi pacar aku?” Riani sedikit kaget melihat respon Alex. Raut wajahnya benar-benar terlihat marah. Tiba-tiba Alex berdiri dan menggebrak meja. Menatap Raina penuh dengan sorot kemarahan dan dilanjutkan dengan menarik paksa tangan gadis itu, memaksanya ikut dia menaiki tangga menuju atap sekolah. Diantara kebingungan dan ketakutannya tanpa sadar mereka telah sampai di ujung atap sekolah. Semua siswa yang melihat mereka anehnya tidak ada yang peduli.