Sean membawaku pergi dengan secepat kilat karena mendeteksi kehadiran Alex. Dia menggendongku sambil berlari secepat bayangan. Kulihat peluh membasahi sebagian besar tubuhnya. Entah kenapa hatiku merasa menghanga merasakan satu bebanku sedikit berkurang. Dari semua informasi yang aku cerna kemungkinan besar penjhatnya bukan Niko ataupun Sean.Kami masuk kedalam sebuah pohon besar, yang entah darimana saat kami mendekat ada sebuah pintu di tengah-tengahnya. Aku seperti pernah melihat pohon ini tapi dimana. Aku kembali mengingat pertemuanku dengan Melvin di mimpi dulu. Sudah ku duga itu bukan mimpi sembarangan.Lalu kami masuk kedalam lingkaran hitam besar dan tersedot kedalamnya. Sean memegang tanganku begitu erat. “Raina, jangan lepaskan tanganku.” Aku hanya mampu patuh dan semua